Ada dua kemungkinan penyebab terjadinya ledakan. Yang pertama, lepasnya gas-gas yang terkandung dalam magma ketika sampai di permukaan bumi. Perbedaan tekanan yang sangat tajam antara ketika magma di perut bumi dan di atmosfer menyebabkan gas-gas yang larut dalam magma dengan mudah keluar. Hal ini karena magma begitu jenuh dengan gas. Ini identik dengan pada pembentukan struktur breksiasi pada endapan sistem porfiri. Tekanan H2O yang kelewat batas menyebabkan dinding-dinding batuan hancur oleh tekanan ini. Proses ini disebut sebagai second boiling. Yang kedua, bertemunya material panas (piroklastik yang konon panasnya mencapai 600-an derajat Celsius) dengan tubuh air, dalam hal ini air sungai atau air yang ada di puncak gunung. Pertemuan ini juga menghasilkan ledakan. Ini mirip dengan proses boiling pada endapan sistem epitermal. Proses boiling pada sistem epitermal bisa menghancurkan dinding-dinding batuan yang dilewatinya.
Dari sudut geologi ekonomi, mestinya baik proses second boiling maupun boiling sama-sama diikuti oleh ledakan yang dasyat, hanya tidak terdengar, karena sistem epitermal/porfiri sudah ada lebih dari 1jt tahun yang lalu dan jauh di kedalaman lebih dari 1km di bawah permukaan bumi. Jadi, menurut logika geologi ekonomi, dua hal yang mungkin menyebabkan ledakan ketika terjadi letusan gunungapi yaitu:
- pelepasan gas-gas volatil dari tubuh magma ke atmosfer, dan
- bertemunya material piroklastik dengan tubuh air.
Kedua proses ini merupakan hal yang biasa di alam, jadi tidak perlu ditakutkan. Yang penting ikuti aturan yang ditetapkan oleh yang berwenang dan jangan lupa selalu gunakan masker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar