Jumat, 31 Agustus 2007

Mimpi punya kamera beresolusi tinggi...

Punya kamera dengan resolusi tinggi bagi sebagian masyarakat bawah memang sebuah impian. Jangankan beli kamera, untuk bayar uang kuliah/sekolah saja harus ngutang sana-sini. Btw, kamera dengan resolusi berapakah yang bisa dipakai untuk menyusun suatu laporan ilmiah atau skripsi. Haruskah membeli kamera dengan resolusi 6 Meg atau bahkan yang 16 Meg?

Sebelum membahas resolusi kamera, mari kita hitung-hitungan kembali. Suatu laporan ilmiah atau skripsi yang menggunakan kertas ukuran A4 (29,7 x 21 cm) biasanya akan menggunakan margin atas-kiri-kanan-bawah = 4-4-3-3. Dengan demikian, panjang teks atau gambar maksimum adalah 21 cm - 7 cm = 14 cm (5,51 inch). Jadi, kalau kita akan menggunakan panjang teks sebagai lebar maksimum dari gambar yang akan disisipkan maka panjang gambar yang diperlukan adalah 5,51 inch.

Catatan: hasil keluaran postscript atau PDF hanya menggunakan resolusi 600 dpi. Jangan gunakan resolusi lebih dari ini untuk apapun komponen dokumen anda (gambar, grafik dan teks). Untuk menghasilkan keluaran yang optimum, gambar raster tidak harus beresolusi 600 dpi. Menurut aturan di Elsevier yang pernah saya baca (beberapa jurnal), resolusi yang disarankan adalah: 300 dpi (hanya raster), 450 dpi (kombinasi raster dan vektor), dan 600 dpi (hanya vektor).

Berdasarkan keterangan pada kotak di atas, maka resolusi gambar yang akan disisipkan maksimum 450 dpi. Maka, lebar piksel dari gambar dengan resolusi ini adalah 450 dpi * 5,51 inch = 2480 pixel. Dengan catatan bahwa lebar gambar sama dengan panjang teks. Biasanya ukuran gambar semacam ini tidak enak dipandang mata. Gambar biasanya berukuran 10 cm atau 12 cm atau ambil jalan tengahnya sebesar 75% dari panjang teks. Jadi panjang gambar minimal adalah 75% x 2480 pixel = 1860 pixel. Kalau rasio gambar di kamera adalah 4:3 maka ukuran gambar yang dibutuhkan untuk membuat laporan adalah sebesar 1860x1395 pix@72 dpi. Resolusi minimal kamera yang dibutuhkan adalah sebesar 1860*1395/(1024*1024) = 2,5 Meg (kemera dengan resolusi 3.0 Megapixel sudah cukup). Atau kalau mau pakai ukuran yang lebih lebar 2480x1860 diperlukan kamera dengan resolusi 2480*1860/(1024*1024) = 4.4 Meg (4.0 Megapixel).

Jadi, jangan kecewa tidak punya kamera dengan resolusi tinggi. Yang penting adalah bagaimana membuat karya yang baik meskipun hanya dengan kamera butut... (maksudnya kamera dengan resolusi tidak tinggi (<5 Meg). Tetapi jangan coba memotret artis dengan kamera resolusi rendah ini, ntar jerawatnya gak kelihatan...

File slide presentasi bengkak...

Pernahkah tanpa anda sadari slide presentasi anda meskipun hanya beberapa slide besar filenya >10 MB? Berikut ini beberapa tip yang perlu dilakukan untuk me-retouching slide anda.

Sering kali kita menambahkan foto atau gambar vektor ke dalam slide untuk menambah kejelasan dari materi teks yang disajikan. Namun karena merasa waktu yang dimiliki sangat terbatas, foto ataupun gambar vektor yang disisipkan ke dalam slide apa adanya. Misalnya, foto yang diambil dari kamera dengan resolusi 5 Meg disisipkan langsung dalam slide dan diresize dengan slide editor yang kita punyai. Begitu juga gambar vektor dari suatu program entah dicopy-pastekan atau dibuat dengan meng-export gambar ke dalam format JPEG. Ada dua kemungkinan dari metode penyisipan gambar ini. Pertama, file slide presentasi menjadi bengkak atau kualitas gambar vektor menjadi jelek ketika di-display. File menjadi bengkak karena kita menyisipkan gambar resolusi tinggi ke dalam slide yang akan ditampilkan dalam resolusi rendah (rata-rata 96 dpi). Mari kita hitung gambar dari kamera maksimum 5 Meg. Gambar dari kamera ini biasanya mempunyai ukuran 2592x1944 (72 dpi). Kalau gambar ini kita konversi ke dalam 96 dpi (resolusi layar monitor), maka akan didapatkan gambar dengan ukuran 1944x1458 (96 dpi). Jadi, panjang gambar ini adalah 20,25 inch... jauh melebihi ukuran slide yang disediakan oleh slide editor.

Untuk memperoleh ukuran gambar yang tepat maka gambar dari kamera ini harus di-resize (tentunya dengan photo editor, misalnya GIMP atau ImageMagick) baru disimpan sebagai file yang lain (jangan ditimpa, karena mungkin suatu waktu file asli dibutuhkan untuk publikasi yang lain, seperti laporan atau karya tulis lainnya). Bagaimana menghitung ukuran gambar yang tepat untuk slide? Background slide biasanya mempunyai ukuran: 28 x 21 cm (OpenOffice.org Impress) atau 11 x 8,27 inch. Untuk background ini dibutuhkan gambar dengan ukuran panjang: 11 inch * 96 pixel/inch = 1056 pixel dan lebar 8,27 inch * 96 pixel/inch = 794 pixel. Jadi, untuk background slide hanya dibutuhkan gambar dengan ukuran 1056x794 (96 dpi), hampir separuh ukuran gambar aslinya. Dengan cara ini bisa mengurangi besar file slide presentasi anda.

Bagaimana dengan gambar vektor yang dieksport dari vektor editor, misalnya (Inkscape, Xfig, atau OpenOffice.org Draw, atau lainnya)? Jangan eksport gambar vektor ke dalam format JPEG! Format yang loosy-compressed ini akan merusak penampakan gambar vektor anda. Format keluaran yang paling baik adalah postscript (EPS atau PS). Untuk menampalkan file EPS atau PS ini ke dalam slide presentasi, import file ini dengan resolusi >=150 dpi (hidupkan antialiasing baik font maupun grafiknya). Setelah itu resize gambar ini dengan perhitungan seperti di atas (ke resolusi 96 dpi). Memang cara ini cukup ribet, tetapi hasilnya cukup memadai, ukuran file slide presentasi yang tidak begitu besar dan kualitas gambar sesuai dengan resolusi layar. Cara ini tepat untuk komputer kelas kacang atau ecek-ecek... (bukan yang high performance computer lho...).

Selamat mencoba...

Sabtu, 25 Agustus 2007

Ada apa dengan marmer?

Saya jadi ingat waktu masih mahasiswa semester IV. Waktu itu saya sudah selesai mengambil matakuliah Petrologi. Saat pulang kampung, salah satu rumah teman dibangun dengan megah (dalam konteks dulu istilah megah artinya bahan-bahan yang dipakai serba mahal). Salah satu komponen yang dipakai menurut orang-orang di kampung disebut sebagai marmer. Saya sangat kagum dengan keluarga teman saya yang beru membangun rumahnya dengan menggunakan lantai marmer. Saya menghabiskan waktu cukup lama liburan semester genap di rumah. Registrasi bisa dititipkan, jadi liburan bisa diperpanjang hingga 1,5 bulan.

Kebetulan waktu itu kakeknya teman yang mempunyai rumah baru ini meninggal. Karena orangtua saya sibuk saya diminta mewakili keluarga untuk melayat. Waktu saya sampai di rumah teman, biasa... otak masih segar dengan istilah bebatuan. Batu apapun yang dijumpai di sekitar rumah saya amati, he..he... termasuk yang kata orang marmer di rumah teman itu. Saya jadi sedikit bingung dengan sebutan marmer yang ternyata saya lihat masih banyak kenampakan fosilnya... memang sih sudah dipoles sangat kinclong. Menurut teori, marmer terbentuk oleh proses metamorfosa batugamping. Bisa metamorfosa kontak atau metamorfosa regional. Kalau berbicara metamorfosa mestinya ada transformasi material asal (batugamping) menjadi batuan baru (marmer) dengan mineral-mineral baru merupakan hasil rekristalisasi mineral-mineral penyusun batuan asalnya. Berdasarkan atas teori ini mestinya fosil yang ada di batu marmer tidak nongol lagi alias sudah mengalami rekristalisasi. Waktu itu saya bingung, ini marmer atau batugamping berfosil? Menjadi tanda tanya besar di kepala saya waktu itu. Baru kemudian terjawab setelah saya mengambil matakuliah Geologi Mineral Industri (dulu namanya Geologi Mineral Bukan Logam).

Telah dijelaskan bahwa marmer yang dikenal di masyarakat ada dua macam, marmer asli dan marmer industri (batu dimensi yang berasal dari batugamping). Kemudian, yang sangat populer adalah marmer industri ini, karena harganya jauh lebih murah daripada marmer asli. Jadi, ciri-ciri marmer asli adalah kristal kalsit/dolomitnya jelas, kalau diperbesar ada kontak suture di antara kristal-kristalnya, fosil sudah tidak nongol lagi. Hati-hati dengan batugamping kristalin...! Sama-sama terdiri dari kristal, tetapi kontak antar kristalnya masih mozaik.

Demikian sekilap info tentang marmer...

Air mineral atau air bermineral?

Ingat Aqua, pasti ingat air mineral... Apa yang dimaksud dengan mineral pada istilah air mineral ini? Apakah istilah ini sama dengan istilah mineral di dunia mineralogi (cabang dari geologi)? Mineral pada "air mineral" merupakan istilah pada ilmu nutrisi. Pada kontek ini, air mineral berarti air yang mengandung senyawa penting atau nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Bagaimana dengan mineral di dunia mineralogi?

Dalam istilah umum, suatu mineral adalah unsur atau senyawa kimia yang umumnya kristalin dan terbentuk sebagai hasil dari proses-proses geologik. Namun, ada beberapa mineral yang bukan kristalin, misalnya amorf dan metamik... yang dapat dikelompokkan sebagai mineraloid. Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca pada Nickel (1995). Dalam geologi, mineral berperan sangat penting, karena menjadi dasar penamaan atau klasifikasi batuan. Dengan mengetahui jenis mineral, kita akan tahu unsur penting apa yang terkandung pada mineral itu. Ini sangat penting jika ingin mengetahui penyebaran unsur-unsur yang bernilai ekonomis, seperti emas, perak, tembaga, timbal, dll.

Beberapa kegunaan mempelajari mineral:

  • untuk menduga longsoran
    Longsoran pada prinsipnya terjadi karena ikatan antar komponen massa batuan menjadi lemah. Pelemahan ini paling mudah disebabkan oleh masuknya air ke zona lemah atau zona yang akan menjadi bidang gelincir dari longsoran (untuk lebih jelasnya baca Karnawati, 2005). Bagaimana dengan peran mineralogi? Longsoran sering berkaitan dengan mineral... misalnya mineral lempung (clay minerals). Salah satu jenis mineral lempung yang mempunyai sifat mudah menyerap air dan mengembang, misalnya montmorilonit. Ketika mineral ini mengembang, partikel air memperlemah ikatan awal dari mineral ini sehingga kekuatannya menjadi 0.

  • untuk mencari bahan baku industri
    Bahan baku industri alam akan berhubungan dengan mineral industri (industrial minerals), misalnya kaolin sebagai bahan baku industri keramik, bentonit-Na untuk bahan baku lumpur pemboran, kuarsa atau obsidian sebagai bahan baku industri gelas, dlsb. Untuk mencari bahan baku ini tentunya harus mengerti tentang mineral-mineral untuk industri tadi baik secara mineralogi maupun model geologinya (ini berguna untuk menghitung kuantitas mineralnya). Pendekatan geologi sangat penting, karena menyangkut kuantitas... Jangan sampai begitu ditambang 1 minggu cadangan mineral yang diinginkan habis (ini ada beberapa khasus khusus perusahaan tambang karbitan, hik.

  • untuk mencari bahan baku logam
    Seperti halnya bahan baku industri, mencari bahan baku logam (mineral bijih, atau ore minerals) jauh lebih sulit karena akumulasi logam di alam tidak begitu besar, kecuali pada daerah-daerah tertentu. Misalnya, logam tembaga-emas (Cu-Au) di Grasberg, Irian Jaya. Untuk mencari bahan baku logam ini diperlukan metode eksplorasi yang rumit, mulai dari eksplorasi regional, semi-rinci dan rinci... lalu dibuktikan dengan pemboran. Jadi, tidak asal dapat mineral logam langsung tambang.

  • untuk geologi medis
    Beberapa tahun terakhir telah berkembang cabang interdisipliner baru yang dikenal dengan geologi medis (medical geology). Bidang ini mempelajari baik unsur/mineral penyebab penyakit... misalnya asbestos (penyakit kanker paru-paru atau lebih tepatnya disebut asbestosis), penyakit gondok akibat kekurangan yodium atau yang baru-baru ini lagi naik daun yaitu penyakit akibat merkuri atau arsenik (baca artikel tentang Munir yang malang...). Selain mempelajari tentang penyebab penyakit alami baik karena kekurangan atau kelebihan unsur (toxic metals), geologi medis juga mempelajari mineral-mineral yang bisa dipakai untuk meningkatkan kesehatan, misalnya lempung sebagai obat mencret. Masih ingat orangtua jaman dulu (mungkin sampai sekarang, di desa-desa) masih memakai kapur untuk campuran daun sirih. Atau waktu saya kecil sering mengisap "ampa (dalam bahasa Bali)" (semacam tanah lihat yang dibakar), rasanya gurih. Lempung yang diisap ini mungkin bisa dipakai sebagai penyerap racun.

Daftar bacaan:
  • Karnawati, D. (2005) Bencana alam gerakan massa tanah di Indonesia dan upaya penanggulangannya. Jurusan Teknik Geologi FT-UGM, Yogyakarta, 232 h.
  • Nickel, E. H. (1995) The definition of a mineral. Can. Mineral. 33: 689-690.
  • Petruk, W. (2000) Applied mineralogy in the mining industry. Elsevier, Amsterdam, 268 h.
  • Siegel, F. T. (2002) Environmental geochemistry of potentially toxic metals. Springer-Verlag, Berlin, 218 h.

Virus oh virus... (virus komputer)

Hari ini saya diserahi tugas ngasih pembekalan pengantar Petrologi untuk mahasiswa S-2 ASEAN di Jurusan Teknik Geologi FT-UGM. Laptop untuk presentasi disediakan oleh bagian sarana-prasarana. Sebenarnya pengin bawa laptop sendiri selain aman dari virus, juga perangkat lunak yang saya pakai untuk presentasi tidak umum di Indonesia (LyX). Laptop sudah telanjur disiapkan ya terpaksa berkas LyX harus diubah ke PDF. Lagian laptopnya baru dibeli, sekalian ngetes lah. Cuman sayangnya hanya ada O/S Microsoft Windows. Gak apa-apa lah, toh ada Adobe Reader. Btw, setelah selesai ngasih pembekalan dan balik ke komputer pribadi ternyata flash disk panen virus, hik...:-(.

Mengapa orang lebih suka dengan userfriendliness (kemudahan) dan yang pasti harus berurusan dengan virus, daripada yang "kurang" userfriendly tapi tidak perlu ngurusin virus? Misalnya menggunakan Linux. Masih ingat, orang selalu mengatakan Microsoft lebih userfriendly daripada Linux? Pernahkah? berpikir, seandainya kena virus... berapa waktu yang harus dibuang untuk memantain virus? Kalau virusnya hanya ecek-ecek dan tidak merusak sih tidak apa-apa... tetapi kalau sampai merusak harddisk atau data-data penting, mungkin yang bisa dilakukan cuman merenungi nasib, he..he...

Sebenarnya, saat ini hampir semua perangkat lunak yang sudah ber-GUI (istilah keren dari tatap muka grafis) boleh dikatakan sudah userfriendly. Tingkat userfriendly-nya tergantung seberapa lama kita sudah memakainya. Coba aja bandingkan antara menggunakan Microsoft Word (versi 97/2000 atau yang lebih baru) dengan OpenOffice.org Writer (versi 2.2.1). Hasil dan pemakaiannya tidak jauh berbeda. Memang kelengkapan fiturnya agak lain, karena lain pendekatan desain. Kita barangkali bisa hitung-hitungan, antara menggunakan *.doc (MSWord) dengan *.odt (OOoWriter), seberapa sering di antara kedua berkas ini berurusan dengan virus? Anda bisa jawab sendiri.

Untuk mengurangi waktu maintain virus yang tidak ada gunanya, coba lah beralih ke O/S yang tidak rentan terhadap virus (bahasa kerennya, vulnerabilitas terhadap virusnya kecil atau bahkan 0), misalnya Unix-like O/S seperti Linux. Selama hampir 10 tahun menggunakan perangkat lunax berbasis Unix, belum pernah rasanya berurusan dengan virus. Apalagi sampai data yang rusak... kalau berkas hilang karena salah perintah sih biasa, itupun pas awal-awal belajar sistem Unix (berkas ke-delete dengan perintah rm -r * (hilang 1 direktori).

Selamat merenung... apakah mau berurusan dengan virus atau damai tidak pernah tersentuh virus komputer...:-).

Jumat, 10 Agustus 2007

Mengapa harus membajak?

Sebagaimana hukum Newton III (teori kelembaman), entah benar atau salah pasti berdampak pada manusia. Salah satunya adalah keengganan untuk belajar sesuatu yang baru, misalnya perangkat lunak. Kita lebih senang memakai yang sudah pernah dan mudah digunakan, misalnya: mengetik harus pakai MS Word, menggambar harus pakai CorelDraw. Meskipun perangkat lunak yang dipakai berlisensi bajakan atau dalam bahasa ilmiahnya illegal. Mengapa harus membajak? Padahal banyak perangkat lunak gratis yang mampu menggantikan peran dari perangkat lunak tersebut, meskipun tidak 100% sama. Paling tidak apa yang diinginkan seperti itu bisa dibuat dengan perangkat lunak legal dan gratis. Kalau menyontek istilah LyX, "WYSIWYM" (What You See Is What You Mean), yang artinya "apa yang kamu lihat adalah apa yang kamu maksud".

Sebagai contoh: menggambar atau melayout poster tidak harus menggunakan perangkat lunak CorelDraw yang cukup mahal untuk kantong orang Indonesia. Untuk mengurangi pembajakan perangkat lunak CorelDraw ini bisa diganti dengan Inkscape dengan hasil yang relatif sama (tergantung seni dan kemampuan imajinatif masing-masing). Bagaimana dengan mengetik atau membuat presentasi... Kata teman yang asli Betawi, "pan ada OpenOffice.org..." Begitu juga kalau mau melayout naskah, tidak perlu membajak PageMaker, gunakan saja Scribus. Yang agak berat dan perlu ekstra belajar adalah perangkat lunak untuk membuat peta digital atau GIS. Biar tidak membajak ArcInfo, MapInfo, atau Ermapper... cobalah perangkat lunak GRASS-GIS dan GMT (Generic Mapping Tools) yang gratis. Untuk memplot data gunakan Gnuplot atau Grace, jangan deh menggunakan SigmaPlot, Microcal atau Grapher. Memang, perangkat lunak gratisan ini tidak semudah perangkat lunak komersial karena kita harus membuat template-nya sendiri.

Begitu kira-kira kalau kita ingin maju tanpa harus menjustifikasi pembajakan... Lis-tulis, dalam kitab suci manapun tidak ada yang membenarkan pembajakan, kecuali main set-nya diatur supaya benar, he..he...

Kamis, 09 Agustus 2007

Memodifikasi tampilan naskah dengan LyX. Bagian 2: Paket "skripsi.sty"

Paket skripsi.sty hanya merupakan paket tambahan (baca tulisan tentang paket geol-ugm.sty), jadi bukan sebagai paket utama pada penulisan karya tulis. Paket utama yang bisa dipakai adalah book, report, dan/atau koma-script. Selain paket-paket ini penulis tidak bisa menjamin. Paket ini dapat digunakan dengan menambahkan perintah-perintah berikut ini pada preamble (Maaf, contoh berikut ini hanya fiktif belaka... Kesamaan tempat dan lain-lainnya mungkin hanya kebetulan semata). Btw, istilah Informatika Ekonomi mungkin belum ada di Indonesia, tetapi istilah ini merupakan salah satu jurusan di salah satu Universitas di Jerman. Judul aslinya, "Wirtschaft Informatik" atau terjemahannya Informatika Ekonomi.

\usepackage{skripsi}
\pubtype{Skripsi}
\degree{Sarjana (Strata-1)}
\department{Informatika Ekonomi}
\program{Program Swadaya}
\faculty{Fakultas Ekonomi}
\university{Universitas Gadjah Mada}
\authortext{Penyusun}
\idnum{87/13678/TK/15057}
\city{Yogyakarta}
\date {2006}
\supervisor{Shakuntala}
\idsup{134 222 256}


Perintah \usepackage{skripsi} adalah perintah yang digunakan untuk memanggil paket skripsi.sty, sedangkan perintah-perintah berikutnya merupakan masukan yang dibutuhkan oleh paket ini.

Paket dapat dilihat dan didownload pada: http://warmada.staff.ugm.ac.id/TextProc/skripsi/skripsi.html

Memodifikasi tampilan naskah dengan LyX. Bagian 1: Paket "geol-ugm.sty"

LyX dan merupakan salah satu dari document processor yang sangat handal dalam mendesain layout naskah yang konsisten. LyX merupakan perangkat lunak front-end dari LaTeX, sehingga tanpa LaTeX perangkat lunak ini tidak dapat dijalankan. Sebagian besar desain layout yang disediakan oleh LaTeX dan LyX merupakan standard internasional yang mana biasanya universitas di Indonesia akan merasa 'gengsi' untuk memakainya. Pada kesempatan ini penulis mencoba memberikan salah satu solusi untuk menjembatani antara paket LaTeX yang sudah tersedia dan kebutuhan layout Skripsi atau Referat/Karya Tulis Ilmiah di Indonesia.

Paket ini penulis beri nama geol-ugm.sty. Bagi pengguna di luar UGM silakan memberi nama yang lain. Apa manfaat penggunaan paket ini? Seperti halnya paket-paket lain di LaTeX yang selalu memanjakan penggunanya, paket ini pun demikian. Pengguna tidak perlu memikirkan bagaimana harus melayout tulisan yang dibuat, karena LaTeX dapat melakukannya. Pengguna tidak perlu memikirkan bagaimana harus membuat sampul, lember pengesahan, mengatur gambar. Semua ini dikerjakan oleh LaTeX melalui paket ini. Jadi, pengguna cukup memikirkan isinya.

Paket dan penggunaannya dapat dilihat dan didownload pada: http://warmada.staff.ugm.ac.id/TextProc/skripsi/geol-ugm.html

Munir yang malang: arsenik, karakteristik dan sumber alaminya

Setahun yang lalu, tim dokter Belanda berhasil mengungkap kasus kematian Munir yang malang itu. Hasil otopsi dari dokter tersebut menyatakan bahwa Munir meninggal karena kelebihan kadar arsenik dalam tubuhnya. Kasus ini pada awalnya cukup heboh, namun seperti biasa kasus-kasus heboh semacam ini selalu berakhir dengan ketidakjelasan. Kemudian muncul kasus yang lain, seperti pencemaran logam berat di teluk Buyat. Kasus ini pun tidak secara tuntas terselesaikan. Banyak pengamat maupun peneliti independen sudah diturunkan, namun lagi-lagi masyarakat tidak mendapat suguhan hasil yang memuaskan. Tulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai arsenik, sumbernya di alam baik alami maupun antropogenik (hasil sampingan dari aktivitas manusia).

Arsenik merupakan suatu unsur yang ada di mana-mana (seperti judul sinetron religi saja...:-)) dan dapat dimobilisasi melalui kombinasi beberapa proses alamiah, seperti pelapukan dan erosi, aktivitas biologis, dan emisi gunungapi, dan aktivitas manusia (antropogenik). Meskipun demikian sebagian masalah lingkungan akibat arsenik merupakan hasil dari mobilisasi pada kondisi alamiah, dampak antropogenik rupa-rupanya cukup siginifikan, terutama karena beberapa macam aktivitas, seperti pertambangan, pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pestisida, herbisida, pengawetan tanaman, dan zat tambahan berbasis arsenik untuk pengawetan bahan makanan ternak.

Secara alamiah, arsenik dapat bersumber dari beberapa mineral, seperti arsenolit [As2O3], skorodit [FeAsO4·2H2O], austinit [CaZn(AsO4)OH], pirit berarsen [Fe(S,As)2], arsenopirit [FeAsS], loelingit [FeAs2], realgar [AsS], orpimen [As2S3], kobaltit [CoAsS], dan nikolit [NiAs]. Mineral-mineral ini umumnya dalam bentuk padat, sehingga belum berbahaya bagi mahluk hidup khususnya manusia. Dalam lingkungan air, arsenik lebih banyak dalam bentuk anorganik, organik, dan biologi. Bentuk-bentuk penting arsenik di alam meliputi: (a) kelompok arsenik anorganik, seperti arsin [AsH3], arsenit [As(OH)3], arsenat [atau asam arsenik, H3AsO4]; (b) kelompok arsenik metil, seperti metilarsin [AsH2CH3], trimetilarsin [As(CH3)3]; (c) kelompok organoarsenik, seperti arsenokolin [(CH3)3AsCH2CH2O], roksarson [C6H6AsNO6]; dan (d) lipida organoarsenik.

Di lihat dari jenis-jenis ikatan kimia arsenik di atas, maka arsenik dapat hadir dalam beberapa kondisi dan bentuk oksidasi dalam tanah dan air. Dalam air, As dapat hadir dalam kondisi oksidasi +5, +3, 0, dan -3. Arsenit, As(III), dan arsin (AsH3, dimana kondisi oksidasi As adalah -3) mempunyai sifat yang jauh lebih beracun daripada arsenat, As(V). Oksida mangan (III/IV) dapat mengoksidasi As(III) menjadi As(V). Kehadiran oksida mangan pada lingkungan yang mengandung As(III) dapat melemahkan kekuatan racun dari arsenik tersebut.

Bagaimana pengaruh arsenik terhadap kesehatan manusia? Kemampuan arsenik sebagai suatu racun dan "curative" telah diketahui oleh manusia sejak dulu, namun mekanisme biokimia secara lebih rinci dibalik pengaruhnya cukup komplek dan tidak lengkap. Organ manusia dapat memetabolis arsenik melalui beberapa mekanisme, seperti reaksi metilasi, oksidasi dan reduksi, dan terikat dalam protein. Toksisitas dari arsenik dapat terjadi melalui dua macam skenario.

Saran bacaan
  • Fuge, R. (2005) Anthropogenic sources. Dalam: Selinus, O., B.J. Halloway, J.A. Centeno, R.B. Finkelman, R. Fuge, U. Lindh, P. Smedley (eds), Essentials of medical geology: Impacts of the natural environment on public health. pp. 43-60.
  • Hopenhayn, C. (2006) Arsenic in drinking water: Impact on human health. Elements 2: 103-107.
  • Smedley, P. & D.G. Kinniburgh (2005) Arsenic in groundwater and the environment. Dalam: Selinus, O., B.J. Halloway, J.A. Centeno, R.B. Finkelman, R. Fuge, U. Lindh, P. Smedley (eds), Essentials of medical geology: Impacts of the natural environment on public health. pp. 263-299..
  • Vaughan, D.J. (2006) Arsenic. Elements 2: 71-75.

Emas: diburu dan memburu

Sepanjang abad laki-laki dan perempuan telah menghargai emas, bahkan banyak di antara mereka telah mempunyai keinginan yang memaksakan untuk menumpuk sejumlah besar dari emas tersebut - keinginan yang memaksakan, pada kenyataannya bahwa keinginan gila untuk mencari dan menimbun sangat tepat disebut sebagai "demam emas." (Kirkemo, et al, 1998)

Emas merupakan salah satu bahan galian logam yang bernilai tinggi baik dari sisi harga maupun sisi penggunaan. Logam ini juga merupakan logam pertama yang ditambang karena sering dijumpai dalam bentuk logam murni. Bahan galian ini sering dikelompokkan ke dalam logam mulia (precious metal). Penggunaan emas telah dimulai lebih dari 5000 tahun yang lalu oleh bangsa Mesir. Emas digunakan untuk uang logam dan merupakan suatu standar untuk sistem keuangan di beberapa negara. Di samping itu emas juga digunakan secara besar-besaran pada industri barang perhiasan.

Bagaimana dan dimana emas bisa ditemukan? Emas secara alamiah dapat dijumpai pada beberapa mineral, seperti emas murni, silvanit, kalaverit, krenerit, nagyagit, elektrum, dan uytenbogaardtit. Emas murni (native gold) mengandung sekitar 2-20% perak dan 0,1-0,5% tembaga. Elektrum adalah emas yang mengandung 30-50% perak. Berdasarkan hasil analisis geokimia, kandungan emas rata-rata di permukaan bumi (kerak bumi) sebesar 0,002 g/t (gram per ton). Jumlah ini tentu sangat kecil sekali. Dapat disebandingkan dengan jika kita mengambil 1 liter air laut kita akan mendapatkan 0,01 mikro gram. Akan tetapi mengapa di beberapa tempat tertentu dijumpai emas dalam jumlah besar? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan emas terkumpul di tempat itu? Mungkin jawaban dari pertanyaan ini akan sulit dicerna tanpa pengetahuan dasar geologi yang memadai.

Ada tiga hal penting dalam membahas pembentukan emas, yaitu 1) suatu reservoar yang mengandung emas meskipun dalam kadar yang tidak begitu besar, 2) larutan airpanas yang dapat membawa emas ke tempat penjebakan, dan 3) tempat penjebakan. Emas dapat dijumpai dalam jumlah cukup besar pada inti bumi dan batuan-batuan yang berukuran halus, seperti lempung hitam. Dua hal ini merupakan reservoar potensial dari logam emas ini. Terdapat sedikit perbedaan antara pengertian reservoar di dunia minyakbumi dengan endapan logam. Reservoir di dunia minyakbumi lebih kepada tempat dimana minyak dapat berakumulasi sedangkan reservoar pada endapan logam (reservoar geokimia) merupakan tempat dimana asal logam pertama ditemukan sebelum mengalami akumulasi menjadi ekonomis, misalnya intibumi, mantel, kerak bumi, MORB, C1-chondrite, dll.

Untuk memindahkan emas dari reservoar ke tempat yang dapat diambil diperlukan suatu pengangkut, yang dalam hal ini berupa larutan airpanas (larutan hidrotermal). Mengapa harus airpanas? Karena hanya airpanas yang dapat mengangkut bermacam-macam logam di alam (lihat tulisan "Mandi airpanas ..."). Airpanas ini dapat berasal dari tiga macam, yaitu: 1) air meteorik yang bersinggungan dengan magma/batuan beku yang panas, 2) air magmatik, dan 3) air pori batuan sedimen yang terkena metamorfosa. Di samping itu harus ada suatu ligan yang dapat menyebabkan emas dapat larut ke dalam larutan hidrothermal, misalnya larutan komplek sulfida, larutan komplek klorida dan larutan tiokomplek. Jenis larutan yang mengangkut emas tergantung dari tipe endapan emas yang dikelompokkan berdasarkan perbedaan suhu pembentukannya (pembahasan mengenai tipe-tipe endapan emas akan dibahas pada artikel yang lain).

Dalam proses geokimia, emas biasanya dapat diangkut dalam bentuk larutan komplek sulfida atau klorida. Proses pengangkutan emas dapat dilihat pada reaksi berikut:

[Au(HS)2]- + H+ + 1/2 H2O = Au0 + 2H2S + 1/4O2


Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa pengendapan emas sangat tergantung kepada besarnya perubahan pH, H2S, oksidasi, pendidihan, pendinginan, dan adsorpsi oleh mineral lain. Sebagai contoh, emas akan mengendap jika suasana menjadi sedikit basa dan terjadi perubahan dari reduksi menjadi oksidasi. Atau emas akan mengendap jika terikat mineral lain, seperti pirit.

Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa). Sehingga emas dapat diambil dari mineral pengikatnya melalui amalgamasi (Hg) atau dengan menggunakan larutan sianida (biasanya NaCN) dengan karbon aktif. Di antara kedua metode ini, metode amalgamasi paling mudah dilakukan dan tentunya dengan biaya yang relatif rendah. Hanya dengan modal air raksa dan alat pembakar, emas dengan mudah dapat diambil dari pengikatnya. Metode ini umumnya dipakai oleh penduduk lokal untuk mengambil emas dari batuan pembawanya. Namun, cara ini (amalgamasi, Red) tidak hanya menuai keuntungan, kematian juga dapat sewaktu-waktu memburu manusia yang berada di sekitar daerah penambangan. Kok bisa sesadis itu? Nantikan jawabannya di cerita lain tentang lingkungan pertambangan... (mungkin akan berjudul, "Sisi gelap lingkungan di sekitar tambang...).

Gempa bumi, apanya yang bergoyang??

Istilah goyang, dalam benak kita akan langsung tertuju kepada lagu dangdut yang sarat dengan goyang pinggul baik penyanyinya maupun penontonnya yang saling interaktif. Nah, kalau kita memindahkan "main set" pikiran kita ke panggung dangdut, kita akan bisa membayangkan ada tiga hal yang bisa bergoyang... penyanyinya (dan tentunya penontonnya juga), panggungnya (barangkali karena tidak kuat menahan beban) atau landasannya alias buminya yang bergoyang. Lho, kok bisa bumi menjadi bergoyang? Bumi bergoyang atau istilah kerennya gempa bumi (bahasa londonya, earthquake atau erdbeben). Ini bisa saja terjadi, pas ada pentas dangdut terjadi gempa bumi. Iihhh seremmm.

Gambar 1: Peran "subduction factory" dalam evolusi Bumi (Tatsumi, 2005 dalam GSA Today)

Mengapa bumi bergoyang atau mengalami gempa bumi? Ada banyak macam peristiwa yang bisa menyebabkan bumi bergoyang, misalnya tanah tiba-tiba longsor (gempa bumi ringan atau sifatnya lokal saja), tanah tiba-tiba ambles karena ada rongga di bawah permukaan bumi (terutama di daerah-daerah yang batuan dasarnya batugamping), ledakan dinamit, lapisan bumi mengalami patahan (yang diakibatkan oleh aktivitas tektonik), dan aktivitas gunungapi. Dari ketiga macam penyebab ini yang paling penting adalah aktivitas tektonik. Aktivitas ini disebabkan adanya pergerakan lempeng. Konon bagian permukaan bumi ini terdiri atas beberapa lempeng yang saling bergerak relatif satu terhadap lainnya. Pergerakan lempeng ini (juga) konon disebabkan oleh adanya arus konveksi di bawah lempeng (meskipun sampai saat ini masih menjadi kontroversi). Mungkin hal ini sulit dibayangkan, apalagi bumi yang sedemikian luas. Lalu, apa yang terjadi jika lempeng saling begerak.

Untuk mempermudah memahami teori ini, bayangkan di atas suatu air yang sedang dimasak (contoh arus konveksi di sekitar kita) diletakkan sebuah papan yang mengapung. Papan akan bergerak ke kiri atau ke kanan searah dengan arah arus konveksi itu. Tetapi jangan dibayangkan lempeng permukaan bumi bergerak seperti itu... semua bangunan di atas bumi bisa rata dengan tanah. Pergerakan lempeng biasanya mempunyai kecepatan hingga 12-an cm pertahun. Jadi kalau dibagi dalam hitungan jam (menjadi 1,369863 × 10-8 km/jam), pergerakannya tidak akan terasa. Mungkin jalan semutpun masih lebih cepat. Namun, apakah pergerakan bumi konstan? Harus diingat bahwa bumi sangat dinamis... Dinamika bumi inilah yang kadang memberikan kejut(-an) dan kadang diam saja. Kejutan mendadak inilah yang kita rasakan sebagai gempabumi.

Bagimana lapisan bumi bisa patah atau meliuk-liuk? Jangankan lapisan bumi yang keras begitu, hati saja bisa patah (jadi inget nih sama salah satu lagu dangdut, hik). Maaf hanya untuk mengacaukan pikiran pembaca saja. Btw, bagaimana bumi mengalami perliukan (istilah geologinya perlipatan) dan pensesaran (patahan)? Mari kita menghayal lagi! Bayangkan jika anda mendorong bagian atas dari kue lapis yang lezat. Jika tanpa batas, lapisan ini akan bergerak leluasa. Namun jika ada pembatas, lapisan akan meliuk-liuk seperti gelombang dan kalau tenaga dorongnya kuat lapisan ini bisa patah. Jadi, gesekan antar material keras yang saling bersinggungan bisa menghasilkan getaran atau energi yang kuat, begitu juga dislokasi antar lapisan. Getaran inilah yang akan menyebabkan bumi bergoyang alias gempabumi. Maka dari itu, hindari membangun rumah di sekitar daerah patahan atau daerah yang rentan mengalami patahan/longsor.

Lalu, apa sih sisi manis dari gempa ini? Tulisan ini tidak akan meninjau gempa bumi dari sudut sosial, karena dari pandangan ini sudah pasti tidak akan ada istilah sisi manis, melainkan sisi pahit, seperti kerugian harta benda dan bahkan nyawa. Kita akan melihatnya dari sudut geologi ekonomi.

Gempabumi dapat dipandang dari dua hal, proses dan hasil. Proses yang menyebabkan gempabumi adalah tektonik atau aktivitas gunungapi. Sedangkan hasil dari gempa bumi ini adalah terbentuknya retakan-retakan pada kerak bumi. Nah, retakan ini akan menciptakan peningkatan porositas batuan dari yang tadinya pejal menjadi berpori oleh karena retakan. Biasanya aktivitas tektonik diiringi oleh aktivitas magmatik (pembentukan magma atau lelehan batuan). Magma dengan mobilitas tinggi akan bergerak sepanjang zona lemah (retakan) yang terbentuk pada waktu gempa berlangsung. Unsur-unsur logam yang bernilai ekonomis biasanya larut dalam magma dan akan terbawa oleh magma lebih dekat ke permukaan bumi. Aktivitas air meteorik yang menyinggung magma ini (lihat tulisan "Mandi airpanas ...") akan membentuk larutan hidrotermal yang mudah melarutkan logam-logam bernilai ekonomis baik dari magma maupun batuan sekitarnya. Zat terlarut pada larutan hidrotermal inilah yang akan berakumulasi pada daerah-daerah lemah tadi. Selain bisa diisi oleh unsur logam, retakan tadi juga bisa sebagai tempat mangkalnya minyak bumi, jika persyaratan untuk terbentuk dan migrasinya minyak bumi terpenuhi.

Demikian kira-kira ngobrol-ngobrol kita tentang sisi menarik gempa bumi. Sekarang ini gempa bumi menghancurkan kita, tetapi kira-kira sejuta tahun lagi, anak cucu kitalah yang akan menikmatinya...:-). Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita hidup harmonis di atas Bumi yang sangat dinamis ini. Mari belajar pada saudara tua kita, Jepang...

Saran bacaan
  • Kious, W.J., Tilling, R.I., 1996. This Dynamic Earth: The story of Plate Tectonics. On-Line Edition
  • Lahr, J.C., 1999. How to build a model illustrating Sea-Floor spreading and subduction. Open-File Report 99-132, On-Line Edition
  • Tatsumi, Y., 2005. The subduction factory: How it operates in the evolving Earth. GSA Today 15: 4-10.

Inklusi fluida: si kecil yang hiperaktif

Terminologi inklusi sering digunakan untuk menamakan terjebaknya material asing pada suatu material yang homogen, misalnya zirkon atau apatit pada kuarsa dari suatu batuan beku. Pada bidang mineralogi/petrologi kita mengenal beberapa macam inklusi, seperti inklusi mineral, inklusi fluida (fluid inclusion) dan inklusi gelas atau lelehan (melt inclusion). Ketiga macam inklusi ini dapat digunakan untuk mengetahui proses dibalik terbentuknya mineral yang diinklusinya. Tulisan ini hanya akan membahas mengenai inklusi fluida dan manfaatnya dalam eksplorasi endapan bijih.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan alat bantu yang semakin baik memberikan dampak kepada variabel pengamatan yang semakin lebar dan semakin spesifik, misalnya mikroskop dengan sinar inframerah atau kathodoluminescens dapat digunakan untuk mengamati mineral yang tidak dapat ditembus/dibedakan dengan cahaya biasa atau terpolarisasi. Sebagai contoh pengamatan inklusi fluida pada pirit hanya dapat dilakukan dengan sinar inframerah karena pirit bersifat isotropik yang tidak dapat ditembus baik oleh sinar biasa maupun terpolarisasi, atau penentuan zonasi perkembangan kristal atau retakan mikro sangat mudah dengan menggunakan sinar kathodoluminescens.

Mengapa inklusi fluida? Inklusi fluida adalah inklusi yang terperangkap sebagai zat cair yang sebagian besar masih dalam bentuk cairan pada suhu permukaan. Inklusi ini (terutama yang primer) terbentuk bersamaan dengan mineral yang memperangkapnya, sehingga karakteristik fisik/kimia dari larutan pembawa mineral tersebut akan mempunyai kemiripan dengan larutan yang terperangkap sebagai inklusi fluida. Dengan demikian, inklusi fluida dapat digunakan antara lain untuk mengetahui lingkungan fisika dan kimia pembentukan endapan bijih; suhu, tekanan, dan komposisi larutan hidrotermal, menentukan batas boiling, evolusi suhu dan tekanan pada cekungan minyak bumi (khusus pada inklusi fluida yang mengandung minyak bumi) dan membuat zonasi suhu pada eksplorasi geotermal.

Gambar 1: Inklusi fluida dan lelehan. a) inklusi fluida. b) inklusi lelehan.

Bagaimana cara menemukan inklusi fluida? Hampir semua mineral yang pernah dilewati atau yang terbentuk dari hasil presipitasi larutan hidrotermal dapat mengandung inklusi fluida, misalnya kuarsa, kalsit, fluorit, jasperoid, sfalerit, dan pirit. Untuk mempelajari inklusi dapat dilakukan dengan membuat asahan tebal terpoles ganda (double polished section) dengan tebal 50 -- 150 µm tergantung jenis mineral pembawanya. Asahan ini dapat diamati di bawah mikroskop baik dengan sinar biasa, inframerah atau kathodoluminescens. Petrografi inklusi fluida merupakan hal yang sangat penting di dalam pemakaian inklusi untuk mendukung studi selanjutnya. Pengamatan yang terpenting di dalam petrografi, meliputi jenis inklusinya, apakah primer, sekunder atau pseudosekunder. Untuk kepentingan selanjutnya, hanya inklusi yang berjenis primer dan pseudosekunder saja yang dapat dianalisis. Selain jenis inklusi, hubungan antara paragenesis mineral bijih dengan inklusi yang diambil baik dari mineral bijih maupun mineral pengotor (gangue mineral) juga harus diketahui dengan jelas. Ini akan dapat menjelaskan kronologi pembentukan mineral dan perubahan P, T, dan X hidrotermal selama pengendapan endapan bijih.

Analisis apa saja yang dapat diterapkan pada inklusi fluida? Ada dua macam analisis yang dapat diterapkan pada inklusi fluida, yaitu analisis tanpa penghancuran (non-destructive analysis) dan analisis dengan penghancuran (destructive analysis). Analisis tanpa penghancuran biasanya digunakan dengan alat optis, misalnya mikroskop. Analisis ini dapat digunakan untuk menentukan komposisi secara analitik dan mikrotermobarometri. Analisis dengan penghancuran dilakukan dengan menghancurkan dinding penyangga inklusi. Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui komposisi larutan atau gas dengan lebih detail, misalnya dengan alat Raman spectrometry, ICP-MS, atau Gas Chromatography. Atau penghancuran inklusi dapat juga dilakukan secara langsung untuk mengetahui ada tidaknya gas CO2.

Data apa saja yang dapat diperoleh dari analisis inklusi fluida dan bagaimana memanfaatkannya dalam eksplorasi endapan bijih? Secara langsung, data-data yang dapat diperoleh dari analisis inklusi fluida meliputi: suhu, salinitas, tekanan, beratjenis cairan, dan komposisi komponen yang terjebak. Salah satu variabel yang dapat digunakan untuk pembeda suatu model endapan bijih adalah suhu pembentukannya. Data suhu yang diukur dari inklusi fluida dapat digunakan untuk menentukan model endapan bijih secara global, misalnya endapan epitermal umumnya dapat dijumpai pada suhu 150 -- 250 °C. Pada endapan mesotermal suhu berkisar antara 250 -- 350 °C, sedangkan pada endapan porfiri suhu pembentukannya relatif tinggi (>400 °C). Kehadiran H2O-CO2 yang mengandung CO2-cair dan gas hanya terbentuk pada lingkungan dalam (paling tidak beberapa kilometer), dapat dijadikan batas target mineralisasi epitermal. Salinitas dan komposisi cairan pada inklusi fluida dapat digunakan untuk menginterpretasi kondisi kimia larutan hidrothermal (agen transport dan mekanisme presipitasi mineral). Sebagai contoh, inklusi dengan salinitas rendah atau mendekati netral dapat diinterpretasikan bahwa fluida hidrotermal didominasi oleh kompleks sulfida. Pada kondisi ini emas-perak lebih memungkinkan tertransport dibandingkan logam dasar. Sebaliknya, inklusi dengan salinitas tinggi mengindikasikan fluida kaya akan ion Cl- atau kompleks klorida. Fluida semacam ini dapat mengangkut logam dasar dengan mudah. Namun, hal ini sangat tergantung kepada suhu dan tekanan ketika fluida itu mengalir.

Demikian uraian singkat mengenai inklusi fluida, si kecil yang hiperaktif. Bagi pembaca yang tertarik belajar tentang ini, silakan baca buku Roedder (1984) sebagai pengetahuan dasar tentang inklusi (fluida dan lelehan) dan Andersen, et al. (2001) edisi khusus majalah Lithos mengenai inklusi fluida tingkat lanjut.

Mandi air panas, mencuci dengan air sadah

Di beberapa tempat baik di Jawa, maupun di pulau lain di Indonesia kita dapat menjumpai tempat pemandian air panas alam (hot water) yang biasanya berdekatan dengan gunungapi, baik masih aktif atau sudah mati, atau pada daerah patahan. Suhu airpanas ini berkisar dari 30 °C sampai 100 °C. Umumnya airpanas ini mempunyai kandungan belerang cukup tinggi, sehingga orang-orang memanfaatkannya untuk penyembuhan aneka macam penyakit kulit. Lalu, apa yang terpikir dalam benak seorang ahli geologi/geokimia? Apakah hanya mandi atau mengobati penyakit kulit?

Sadar atau tidak, kita sering melakukan hal-hal yang jarang kita pikirkan, misalnya menghilangkan kaki gatal dengan air hangat (atau panas kalau gatalnya sudah bebal...:-P). Melepaskan kotoran kaki di air hangat jauh lebih mudah dibandingkan dengan di air dingin. Kotoran lebih mudah dilepaskan meskipun tanpa sabun. Begitu juga, beberapa alat pembersih sering kita lihat menggunakan uap air (yang tentunya panas) untuk mempercepat proses pembersihan. Mengapa demikian? Secara kimiawi air yang panas dapat memecah senyawa atau mineral menjadi ion yang mudah diikat oleh air (H2O), sehingga kotoran yang terikat dikulit dengan mudah dapat dilepaskan dan bergabung dengan ion-ion air. Kalau di dunianya orang-orang kimia, pemanasan dapat mempercepat reaksi. Mirip dengan memasak bumbu, bandingkan hasil masakan dengan suhu yang bervariasi. Tentunya tidak ada yang mau mencicipi bumbu yang dimasak dengan suhu rendah, so pasti akan terasa aneh.

Lain airpanas, lain juga air sadah (air sedikit asam). Air ini berasal dari air hujan yang selama perjalanannya mengikat karbon dioksida dari udara, sehingga membentuk asam bikarbonat. Air yang agak asam ini dapat melarutkan kalsium dan magnesium yang terkandung dalam batuan-batuan seperti batu kapur (batu gamping) dan dolomit. Air ini juga dapat melarutkan sedikit mineral-mineral tertentu yang mengandung besi. Bisakah air ini digunakan untuk mencuci? Kalau masih menggunakan sabun biasa barangkali akan sulit air ini melepaskan kotoran karena kaki ion air terlanjur mengikat logam-logam di atas (kalsium, magnesium, dan besi). Untuk memanfaatkan air ini, maka ikatan tersebut harus dilepas, yaitu dengan menambahkan natrium karbonat (soda cuci). Reaksi pertukaran ion ini dapat menyebabkan logam-logam di atas membentuk zat padat seperti kalsium karbonat (kalsit), magnesium karbonat (magnesit) atau besi karbonat (siderit). Zat padat ini dengan mudah akan terendapkan, sehingga kesadahan air menjadi berkurang. Dengan demikian sabun dapat berfungsi normal.

Uraian di atas dapat kita gunakan sebagai analogi untuk mempelajari larutan hidrotermal (air panas alam yang sedikit atau asam). Seperti telah dijelaskan di atas, air panas dan asam sangat mudah melepas dan mengikat ion logam. Begitu juga di alam, airpanas (atau istilah kerennya hidrotermal) sangat mudah memecah mineral menjadi ion-ion, misalnya ion K+, Na+, Ca2+, Mg2+, atau M2+ dan melarutkannya, lalu membawanya kemana pun dia mengalir. Dari sini dapat kita lihat, larutan hidrothermal sangat mudah mengangkut logam, baik logam mulia maupun logam-logam yang lainnya. Jenis logam yang dapat diangkut atau dilarutkan sangat tergantung kepada suhu, tekanan, dan kehadiran senyawa kompleks tertentu di dalam larutan. Hampir sama dengan mandi atau mencuci, ditergen atau sabun mandi dapat mempercepat reaksi antara kotoran yang akan dilepas dengan air. Dari sudut kimia tambahan senyawa ini disebut dengan istilah ligand.

Dalam larutan hidrotermal, ligand berfungsi untuk mempercepat reaksi pengikatan logam oleh larutan pengangkutnya. Larutan yang kaya akan klor dan umumnya mempunyai suhu yang relatif tinggi sangat mudah membentuk senyawa klorida kompleks di dalam larutan. Senyawa klorida kompleks sangat mudah mengangkut logam dasar, seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn) atau PGE (platinum group elements) ataupun emas (Au). Pada suhu relatif rendah dan dalam suasana mendekati netral (sedikit asam), senyawa komplek sulfida atau tiosulfat (kalau asam) mendominasi ligan dalam larutan hidrotermal. Ligand jenis ini sangat mudah mengangkut logam-logam mulia, seperti emas, perak dan platina pada suhu rendah. Di lihat dari sifatnya yang sangat korosif bagi yang dilaluinya, maka seandainya larutan ini melewati suatu batuan, batuan ini akan mengalami pelarutan atau ubahan, yang dikenal dengan istilah ubahan hidrotermal (yang agak kebarat-baratan bisa menggunakan istilah alterasi hidrotermal). Ubahan hidrotermal ini dapat digunakan untuk mencari jejak larinya larutan hidrotermal, karena seperti dijelaskan di atas, larutan ini membawa logam-logam berharga yang sewaktu-waktu dapat mengendap. Sebagai seorang pemburu logam, jejak inilah yang mesti diperhatikan.

Demikian sekelumit tentang mandi dan mencuci yang ditulis dengan gaya ngalor-ngidul. Semoga dapat diambil manfaatnya...!