Kamis, 09 Agustus 2007

Gempa bumi, apanya yang bergoyang??

Istilah goyang, dalam benak kita akan langsung tertuju kepada lagu dangdut yang sarat dengan goyang pinggul baik penyanyinya maupun penontonnya yang saling interaktif. Nah, kalau kita memindahkan "main set" pikiran kita ke panggung dangdut, kita akan bisa membayangkan ada tiga hal yang bisa bergoyang... penyanyinya (dan tentunya penontonnya juga), panggungnya (barangkali karena tidak kuat menahan beban) atau landasannya alias buminya yang bergoyang. Lho, kok bisa bumi menjadi bergoyang? Bumi bergoyang atau istilah kerennya gempa bumi (bahasa londonya, earthquake atau erdbeben). Ini bisa saja terjadi, pas ada pentas dangdut terjadi gempa bumi. Iihhh seremmm.

Gambar 1: Peran "subduction factory" dalam evolusi Bumi (Tatsumi, 2005 dalam GSA Today)

Mengapa bumi bergoyang atau mengalami gempa bumi? Ada banyak macam peristiwa yang bisa menyebabkan bumi bergoyang, misalnya tanah tiba-tiba longsor (gempa bumi ringan atau sifatnya lokal saja), tanah tiba-tiba ambles karena ada rongga di bawah permukaan bumi (terutama di daerah-daerah yang batuan dasarnya batugamping), ledakan dinamit, lapisan bumi mengalami patahan (yang diakibatkan oleh aktivitas tektonik), dan aktivitas gunungapi. Dari ketiga macam penyebab ini yang paling penting adalah aktivitas tektonik. Aktivitas ini disebabkan adanya pergerakan lempeng. Konon bagian permukaan bumi ini terdiri atas beberapa lempeng yang saling bergerak relatif satu terhadap lainnya. Pergerakan lempeng ini (juga) konon disebabkan oleh adanya arus konveksi di bawah lempeng (meskipun sampai saat ini masih menjadi kontroversi). Mungkin hal ini sulit dibayangkan, apalagi bumi yang sedemikian luas. Lalu, apa yang terjadi jika lempeng saling begerak.

Untuk mempermudah memahami teori ini, bayangkan di atas suatu air yang sedang dimasak (contoh arus konveksi di sekitar kita) diletakkan sebuah papan yang mengapung. Papan akan bergerak ke kiri atau ke kanan searah dengan arah arus konveksi itu. Tetapi jangan dibayangkan lempeng permukaan bumi bergerak seperti itu... semua bangunan di atas bumi bisa rata dengan tanah. Pergerakan lempeng biasanya mempunyai kecepatan hingga 12-an cm pertahun. Jadi kalau dibagi dalam hitungan jam (menjadi 1,369863 × 10-8 km/jam), pergerakannya tidak akan terasa. Mungkin jalan semutpun masih lebih cepat. Namun, apakah pergerakan bumi konstan? Harus diingat bahwa bumi sangat dinamis... Dinamika bumi inilah yang kadang memberikan kejut(-an) dan kadang diam saja. Kejutan mendadak inilah yang kita rasakan sebagai gempabumi.

Bagimana lapisan bumi bisa patah atau meliuk-liuk? Jangankan lapisan bumi yang keras begitu, hati saja bisa patah (jadi inget nih sama salah satu lagu dangdut, hik). Maaf hanya untuk mengacaukan pikiran pembaca saja. Btw, bagaimana bumi mengalami perliukan (istilah geologinya perlipatan) dan pensesaran (patahan)? Mari kita menghayal lagi! Bayangkan jika anda mendorong bagian atas dari kue lapis yang lezat. Jika tanpa batas, lapisan ini akan bergerak leluasa. Namun jika ada pembatas, lapisan akan meliuk-liuk seperti gelombang dan kalau tenaga dorongnya kuat lapisan ini bisa patah. Jadi, gesekan antar material keras yang saling bersinggungan bisa menghasilkan getaran atau energi yang kuat, begitu juga dislokasi antar lapisan. Getaran inilah yang akan menyebabkan bumi bergoyang alias gempabumi. Maka dari itu, hindari membangun rumah di sekitar daerah patahan atau daerah yang rentan mengalami patahan/longsor.

Lalu, apa sih sisi manis dari gempa ini? Tulisan ini tidak akan meninjau gempa bumi dari sudut sosial, karena dari pandangan ini sudah pasti tidak akan ada istilah sisi manis, melainkan sisi pahit, seperti kerugian harta benda dan bahkan nyawa. Kita akan melihatnya dari sudut geologi ekonomi.

Gempabumi dapat dipandang dari dua hal, proses dan hasil. Proses yang menyebabkan gempabumi adalah tektonik atau aktivitas gunungapi. Sedangkan hasil dari gempa bumi ini adalah terbentuknya retakan-retakan pada kerak bumi. Nah, retakan ini akan menciptakan peningkatan porositas batuan dari yang tadinya pejal menjadi berpori oleh karena retakan. Biasanya aktivitas tektonik diiringi oleh aktivitas magmatik (pembentukan magma atau lelehan batuan). Magma dengan mobilitas tinggi akan bergerak sepanjang zona lemah (retakan) yang terbentuk pada waktu gempa berlangsung. Unsur-unsur logam yang bernilai ekonomis biasanya larut dalam magma dan akan terbawa oleh magma lebih dekat ke permukaan bumi. Aktivitas air meteorik yang menyinggung magma ini (lihat tulisan "Mandi airpanas ...") akan membentuk larutan hidrotermal yang mudah melarutkan logam-logam bernilai ekonomis baik dari magma maupun batuan sekitarnya. Zat terlarut pada larutan hidrotermal inilah yang akan berakumulasi pada daerah-daerah lemah tadi. Selain bisa diisi oleh unsur logam, retakan tadi juga bisa sebagai tempat mangkalnya minyak bumi, jika persyaratan untuk terbentuk dan migrasinya minyak bumi terpenuhi.

Demikian kira-kira ngobrol-ngobrol kita tentang sisi menarik gempa bumi. Sekarang ini gempa bumi menghancurkan kita, tetapi kira-kira sejuta tahun lagi, anak cucu kitalah yang akan menikmatinya...:-). Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita hidup harmonis di atas Bumi yang sangat dinamis ini. Mari belajar pada saudara tua kita, Jepang...

Saran bacaan
  • Kious, W.J., Tilling, R.I., 1996. This Dynamic Earth: The story of Plate Tectonics. On-Line Edition
  • Lahr, J.C., 1999. How to build a model illustrating Sea-Floor spreading and subduction. Open-File Report 99-132, On-Line Edition
  • Tatsumi, Y., 2005. The subduction factory: How it operates in the evolving Earth. GSA Today 15: 4-10.

Tidak ada komentar: