Senin, 08 November 2010

Berbahayakah aliran lahar (dingin)?

Hujan begitu deras mengguyur lereng Merapi yang sedang memuntahkan isi perutnya. Air hujan bercampur dengan material vulkanik akan menghasilkan aliran lahar. Bagaimanakah bahaya aliran lahar ini?

Seingat penulis, di dunia per-lahar-an dikenal ada dua macam, yaitu lahar panas dan lahar dingin (kalau gak salah ingat lho). Sebenarnya ada beberapa tulisan ilmiah yang tidak menggunakan istilah lahar, tetapi menggunakan istilah Perancis 'debris avalanche'. Namun, di beberapa tulisan lain memakai istilah yang lebih pendek yaitu lahar. Istilah lahar pertama kali diperkenalkan ke dunia geologi oleh Bemmelen (1949) untuk material vulkanik yang diangkut oleh air (lihat Fisher, 1960). Bemmelen mendefinisikan lahar sebagai suatu aliran lumpur, yang mengandung rombakan material yang berasal dari vulkanik.

Aliran lahar yang merupakan pergerakan air yang sangat pekat oleh material vulkanik menaikkan energi kinetik air, sehingga daya angkut aliran ini menjadi sangat besar. Kalau air sungai biasa saja dengan debit besar bisa menghanyutkan apa saja yang dilewatinya. Ini baru energi kinetik air saja, bayangkan energi kinetik ini ditambah dengan energi butiran-butiran material vulkanik yang saling bergerak satu sama lainnya. Apa saja yang dilewatinya akan diangkutnya. Anda bisa bayangkan, bongkah batuan sebesar setengah lebar sungai dapat diangkut oleh aliran ini. Betapa besarnya energi yang dimilikinya. Apa artinya rumah atau manusia sendiri jika ditabrak aliran ini? Ngeri deh membayangkannya.

Analoginya, anda bayangkan anda dilempari satu ember campuran beton. Satu butir pasir saja sudah membuat sakit, apalagi berbutir-butir bergerak bersama-sama menyerang anda, hehe... gak kebayang sakitnya. Jadi hindari lah aliran lahar ini.

Tidak ada komentar: