Untuk menentukan nama suatu materi bumi (earth material) diperlukan deskripsi yang komprehensif dan sistematis. Seringkali deskripsi suatu materi, misalnya batuan dianggap spele dimana ketika dibaca orang lain antara nama dan deskripsi tidak nyambung. Apa yang disampaikan pencandra tidak sampai ke pembaca. Misalnya, si pencandra merasa batuan yang dideskripsi adalah andesit, namun karena kesalahan deskripsi pembaca beranggapan bahwa batuan tersebut adalah bukan andesit. Suatu deskripsi yang baik ketika orang lain membacanya mempunyai maksud yang tepat sama. Jadi, ada sebuah kepastian...;)
Ada beberapa ketentuan yang bisa dijadikan pegagangan, misalnya deskripsi tidak harus komplek (ruwet), melainkan mudah atau dengan memakai istilah yang sederhana. Misalnya, deskrispi batuan beku harus memuat beberapa hal, seperti warna, struktur (aliran, kekar kolom, kekar lembaran, dll. kalau tampak), tekstur yang tampak seperti ukuran butir (rentang dalam milimeter), sifat porfiritik, derajat kristalinitas, bentuk kristal, dan hubungan antar kristal. Juga dicatat proporsi mineral gelap dan mineral terang, mineral penciri yang khas.
Contoh: batuan berwarna abu-abu kemerahan, struktur masif, tekstur fanero porfiritik, dengan ukuran butir 1-4 mm, holokristalin, bentuk kristal anhedra-subhedra. Fenokris tersusun oleh ortoklas, plagioklas dan kuarsa, sedangkan massadasar tersusun oleh plagioklas dan biotit. Proporsi mineral terang lebih banyak daripada gelap (ini kalau mau menambahkan istilah leucokratik atau melanokratik, nantinya). Dari deskripsi yang sederhana ini kita akan dapat menjawab parameter utama untuk menyelesaikan masalah petrogenesanya. Deskripsi yang lebih kompleks akan diteruskan di pengamatan petrografi.
Catatan: seorang engineer tidak akan menggunakan satuan pengukuran relatif, seperti halus, sedang atau kasar. Gunakan satuan yang pasti!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar